Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012
Gambar
Regenerative Medicine + Organ Transplantation = Future of Organ Failure Therapy Apa itu regenerative medicine ? Per definisi, dapat berarti sebuah metode terapi kedokteran dengan meregenerasi sel/organ untuk mengembalikan bentuk/fungsi dari organ tersebut. Dalam video dari Alan Russel, MD. dalam presentasinya di TED di link di bawah ini, mungkin anda dapat membayangkan lebih jauh apa itu  regenerative medicine dan bagaimana terapi ini dapat digunakan:    Alan Russel: Regenerating Our Bodies  
Gambar
Transplantasi Organ dalam Pandangan Agama Islam Ada beberapa link yang dapat saya rekomendasikan mengenai hukum transplantasi organ menurut Islam dan penerapannya di berbagai negara dengan penduduk mayoritas muslim: Pertama adalah  Organ Transplant in Islam Artikel yang diterbitkan di Singapore ini menjelaskan mengenai posisi transplantasi organ dalam Islam secara hukum, hubungannya dengan beberapa fatwa, dan isu tertentu yang kerap kali membingungkan atau membuat kita tidak yakin tentang bagaimana Islam memandang transplantasi organ, seperti apakah proses transplantasi organ merusak kesucian dari tubuh donor ataupun resipien. Kemudian ada pula pendapat dimana tubuh dan jiwa adalah milik Allah SWT, maka bolehkah kita memberikannya kepada orang lain. Kemudian juga apabila organ yang sudah didonorkan kepada orang lain digunakan untuk melakukan hal yang dilarang oleh Islam, apakah sang pendonor ikut menerima dosa dari tindakan resipien. Pertanyaan di atas sering muncul dalam diskusi
Gambar
Operasi Transplantasi Ginjal Pada tanggal 31 Maret 2012 saya mendapat kehormatan untuk menghadiri operasi transplantasi ginjal di Rumah Sakit PGI Cikini atas undangan seorang teman, Dr. Egi Manuputty, Sp.U. Operasi dijalankan Sabtu pagi yang cerah, setelah makan pagi bersama dokter dan perawat di ruang makan Urologi. Menurut Dr. Egi, sarapan bersama ini adalah tradisi, tetapi menurut saya, sarapan bersama ini adalah ide yang jenius. Operasi transplantasi membutuhkan sebuah kerjasama yang apik dan efektif antara setiap elemennya dan sarapan bersama adalah salah satu pengikatnya. Hubungan kekerabatan antar anggota tim transplantasi ini terasa seperti keluarga, dan sudah seharusnya seperti itu. Komunikasi dan pola kerjasama ini bukanlah sebuah produk instan, tapi sudah melalui tempaan masalah dan pengalaman bertahun-tahun di ruang operasi. 
Gambar
Cuci D arah pada K egagalan F ungsi G injal Cuci darah atau dialisis adalah sebuah metode terapi bagi pasien yang mengalami kegagalan ginjal akut dan kronik. Walaupun tak tercatat sejak kapan metode terapi ini diperkenalkan di Indonesia, cuci darah sudah sejak lama menjadi terapi utama kegagalan ginjal. Cuci darah secara umum berfungsi sebagai substitusi fungsi dari ginjal normal, yaitu membuang zat sisa, kelebihan garam dan air dari penumpukan di dalam tubuh, kemudian menjaga kadar zat kimia yang dibutuhkan tubuh seperti potassium, sodium, dan bikarbonat, dan terakhir, untuk mengontrol tekanan darah. Berdasarkan panduan dari European Best Practice Guidelines for Haemodialysis , ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pasien untuk segera memulai cuci darah: Pada saat GFR pasien <15ml/menit ( glomerular filtration rate atau laju filtrasi glomerulus) dan terdapat salah satu gejala berikut: uremia (terdeteksinya ureum di dalam darah), ketidakmampuan untuk mengontrol
Gambar
Transplantasi Organ Transplantasi berasal dari bahasa latin trans dan plantare , diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti penanaman di tempat yang berbeda. Transplantasi bukanlah suatu inovasi dalam dunia medis, karena sejarah mencatat penanganan berupa transfer organ sudah dilakukan sejak awal abad ke-2 sebelum Masehi yang dilakukan oleh Sushruta. Sejarah berlanjut kepada Pien Ch’iao di Cina, St. Damian dan Cosmas yang melakukan transplantasi kaki pada abad ke-3 di Roma, Gasparo Tagliacozzi yang sukses melakukan transplantasi kulit pertama di akhir abad ke-16, dan Eduard Zim pada tahun 1837 yang berhasil melakukan keratoplasti atau cangkok kornea [1] . Hingga akhirnya fajar transplantasi modern dimulai dengan keberhasilan transplantasi ginjal dari donor hidup ( living donor ) pada tahun 1954 yang dilakukan kepada sepasang kembar identik, Ronald kepada Richard Herrick [2] . Diikuti dengan breakthrough dalam penemuan Azathioprine sebagai obat penekan imun sistem (immunosup
Problematika dalam P enerapan S istem T ransplantasi untuk Indonesia Transplantasi organ adalah sebuah metode terapi untuk pasien yang mengalami kegagalan fungsi organ, dimana organ dari seorang donor yang masih berfungsi dipindahkan kepada resipien yang membutuhkan. Angka kejadian kegagalan organ diduga semakin tinggi akibat menuanya umur demografi Indonesia dan penyakit degeneratif sehingga memaksa negara mencari usaha definitif dalam menanggulanginya. Oleh karena itu, jawaban terbaik dalam memecahkan masalah tersebut adalah koordinasi transplantasi organ dalam skala nasional. Dalam mengelola t ransplantasi organ dengan tanggung jawab luas ini akan di butuhkan sebuah badan sebagai pengendalinya . Sistem ini juga akan nantinya bertanggungjawab dalam pendataa jumlah kasus, calon donor , maupun pasien sekaligus dalam persiapan dan proses transfer organ. Lalu, apa yang menjadi permasalahan utama dalam mengaplikasikan sistem ini? Mari kita urai satu persatu: